MAKALAH
KIMIA DASAR
ARGENTOMETRI
Oleh:
Kelompok
14
Hildayati
Dwi Safira
Nabila
Sahara
Yulia
Handayani Putri
Dosen
Pembimbing:
Azizah,SKM
YonanikoDephinto,M.Si
POLTEKKES
KEMENKES PADANG
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini berjudul “Titrasi Argentometri“. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Kimia Dasar.
Makalah ini berisi tentang titrasi
argentometri . Argentometri
merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang
dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Pemakalah mengucapkan terima kasih
kepada Ibu yang telah membimbing kami dalam penyelesaian makalah ini. Tak ada
gading yang tak retak, demikian juga dengan makalah kami. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih.
Padang, November
2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………….................i
Daftar Isi ………………………………………………..........................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang ………………………………………………1
1.2Rumusan masalah ………………………………………………1
1.3Tujuan penulisan ……………………………………………....1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Argentometri ………………………………………2
2.2 Penetapan Titik Akhir Dalam Reaksi Pengendapan ………....5
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………............8
3.2 Saran …………………………………………….....................8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...........9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Titrasi pengendapan merupakan titrasi
yang melibatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara
titran dan analit. Hal dasar yang diperlukan dari titrasi jenis ini
adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran
ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang mengganggu titrasi, dan
titik akhir titrasi yang mudah diamati.
Salah satu jenis titrasi pengendapan
yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida
( Cl-, I-, Br- ) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut
sebagai argentometri, yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida
dengan menggunakan larutan standar perak nitrat AgNO3.
Dasar titrasi argentometri adalah
pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Sebagai
contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion
Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl-dari analit membentuk garam
yang tidak mudah larut.
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa
yang dimaksud dengan titrasi argentometri
3. Apa saja metode yang ada dalam titrasi argentometri
4.
Bagaimanakah penetapan titik akhir dalam reaksi pengendapan
1.3
Tujuan penulisan
1. Mampu memahami titrasi dalam argentometri
2. Mampu memahami titrasi argentometri berdasarkan metode yang ada
3. Mampu memahami penetapan titik akhir dalam reaksi pengendapan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PengertianArgentometri
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan
pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan
analit. Istilah
Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi,
Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator
dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan
mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat
tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan.
Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halide
akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asam
lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43-
dan ion arsenat AsO43-.Hal dasar yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian
keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit,
tidak adanya interferensi yang menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang
mudah diamati.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO3.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO3.
Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion
halide akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol),
asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43-
dan ion arsenat AsO43-.Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah
larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai
adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan
bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah
larut AgCl.
Ag(NO3)(aq)
+ NaCl(aq) -> AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam
analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan indicator. Indikator
yang dipakai biasanya adalah ion
kromat CrO4- dimana dengan indicator ini ion perak akan
membentuk endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat
diamati. Inikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator
adsorbsi.
Berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi
argentometri dapat dibedakan atas Argentometri dengan metode Mohr, Volhard, atau Fajans. Selain menggunakan jenis indicator
diatas maka kita juga dapat menggunakan metode potensiometri untuk menentukan
titik ekuivalen.
Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari
kelarutan endapan yang terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant. Endapan
dengan kelarutan yang kecil akan menghasilkan kurva titrasi
argentometri yang memiliki kecuraman yang tinggi sehingga titik ekuivalen mudah
ditentukan, akan tetapi endapan dengan kelarutan rendah akan menghasilkan kurva
titrasi yang landai sehingga titik ekuivalen agak sulit ditentukan. Hal ini
analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa kuat dan anatara asam
lemah dengan basa kuat.
beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu metode Mohr, metodeVolhard, metodeK.Fajans, dan metode Leibig.
1. Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromide dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah.
Cara yang mudah untuk membuat larutan netral dari larutan
yang asam adalah dengan menambahkan
CaCO3 atau
NaHCO3 secara berlebihan. Untuk larutan
yang alkalis, diasamkan dulu dengan asam asetat kemudian ditambah sedikit berlebihan CaCO3. Kerugian metode Mohr adalah :
a. Adanya ion-ion seperti sulfida, fosfat, dan arsenat juga akan mengendap.
c. Titik
akhir kurang sensitif jika menggunakan larutan
yang encer.
d. Ion-ion yang
diadsorbsi dari sampel menjadi terjebak dan mengakibatkan hasil yang
rendah sehingga penggonjongan
yang kuat mendekati titik akhir titrasi diperlukan untuk membebaskan
ion yang terjebak tadi.
Titrasi langsung iodide dengan perak nitrat dapat dilakukan dengan penambahan amilum dan sejumlah kecil senyawa pengoksidasi. Warna biru akan hilang pada saat titik akhir dan warna putih-kuning dari endapan perak iodida (AgI) akan muncul.
Reaksi argentometri adalah :
Ag(NO3) + K2CrO4 -> Ag2CrO4 + 2KNO3
NaCl + AgNO3 -> AgCl +
NaNO3
Baku standar pada titrasi argentometri
dengan metode mohr adalah AgNO3. Baku primernya adalah NaCl dan indikator yang
digunakan adalah K2CrO4.
2. MetodeVolhard
Pada prinsipnya,
penentuan titik akhir ditandai dengan pembentukan senyawa berwarna
yang larut.
Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam dengan larutan baku kalium atau
ammonium tiosianat yang mempunyai hasil kali kelarutan 7,1 x 10-13. Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam besi
(III) nitrat atau besi (III) ammonium sulfat sebagai indikator
yang akan membentuk warna merah dari kompleks besi (III) – tiosianat dalam lingkungan asam nitrat
0,5 – 1,5 N. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi(III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat ditunjukkan. pH larutan harus di bawah 3. Pada titrasi ini terjadi perubahan warna 0,7-1% sebelum titik ekuivalen. Untuk mendapatkan hasil yang teliti pada waktu akan dicapai titik akhir, titrasi dikocok kuat-kuat supaya ion perak yang diadsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat bereaksi dengan tiosianat.
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida,
bromida, dan iodide dalam suasana asam.
Caranya dengan menambahkan larutan baku perak nitrat berlebihan, kemudian kelebihan larutan baku perak nitrat dititrasi kembali dengan larutan baku tiosianat.
Reaksinya :
NaCl + AgNO3 -> AgCl +
NaNO3
Ag(NO3) + K2CrO4 -> Ag2CrO4 + 2KNO3
3. Metode K. Fajans
Pada metode ini digunakan indicator adsorbsi,
senyawa yang biasa digunakan adalah fluoresein dan eosin.
Pada titik ekivalen,
indicator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada larutan,
tetapi pada permukaanen dapan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini,
endapan harus dijaga sedapat mungkin dalam bentuk koloid. Garam netral dalam jumlah besar dan ion
bervalensi banyak harus dihindarkan karena mempunyai daya mengkoagulasi. Larutan tidak boleh terlalu encer karena endapan
yang terbentuk sedikit sekali sehingga mengakibatkan perubahan warna indicator tidak jelas. Ion indicator harus bermuatan berlawanan dengan
ion pengendap. Ion indicator harus tidak teradsorbsi lebih dulu sebelum titik ekuivalen tercapai.
2.2 Penetapan Titik Akhir Dalam Reaksi Pengendapan
a. Pembentukan suatu endapan berwarna
Ini dapat
diilustrasikan dengan prosedur mohr untuk penetapan klorida dan bromide. Pada
titrasi suatu larutan netral dari ion klorida dengan larutan perak nitrat,
sedikit larutan kalium kromat ditambahkan untuk berfungsi sebagai indikator.
Pada titik akhir, ion kromat ini bergabung dengan ion perak untuk membentuk
perak kromat merah yang sangat sedikit sekali dapat larut. Titrasi ini
hendaknya dilakukan dalam suasana netral atau sangat sedikit sekali basa, yakni
dalam jangkauan pH 6,59. (Bassett, 1994)
b. Pembentukan suatu senyawaan
berwarna yang dapat larut
Contoh prosedur ini
adalah metode volhard untuk titrasi perak dengan adanya asam nitrat bebas
dengan larutan kalium atau ammonium tiosianat standar. Indikatornya adalah
larutan besi(III) ammonium sulfat. Penambahan larutan tiosianat menghasilkan
mula-mula endapan perak klorida. Kelebihan tiosianat yang paling sedikitpun
akan menghasilkan pewarnaan coklat kemerahan, disebabkan oleh terbentuknya
suatu ion kompleks.
Ag+ + SCN- Û AgSCN
Fe3+ + SCN- Û [FeSCN]2+
Metode ini dapat
diterapkan untuk penetapan klorida, bromide dan iodide dalam larutan asam.
Larutan perak nitrat standar berlebih ditambahkan dan kelebihannya dititrasi
balik dengan larutan tiosianat standar. (Bassett, 1994)
Ag+ + Cl- Û AgCl
Ag+ + SCN- Û AgSCN
c. Penggunaan indikator adsorpsi
Aksi dari indikator-indikator ini
disebabkan oleh fakta bahwa pada titik ekuivalen, indikator itu diadsorpsi oleh
endapan dan selama proses adsorpsi terjadi suatu perubahan dalam indikator yang
menimbulkan suatu zat dengan warna berbeda, maka dinamakan indikator
adsorpsi.Zat-zat yang digunakan adalah zat-zat warna asam, seperti warna deret
flouresein misalnya flouresein an eosin yang digunakan sebagai garam
natriumnya.
Untuk titrasi klorida,
boleh dipakai flouresein. Suatu larutan perak klorida dititrasi dengan larutan
perak nitrat, perak klorida yang mengendap mengadsorpsi ion-ion klorida. Ion
flouresein akan membentuk suatu kompleks dari perak yang merah jambu. (Bassett,
1994)
Perbedaan metode pada
argentometri
Metode
|
Indikator
|
Suasana
|
Metode Reaksi
|
Yang di dalam buret
|
Titik akhir titrasi
|
Mohr
|
K2CrO4
|
Netral
|
Langsung
|
AgNO3
|
Endapan
merah bata
|
Volhard
|
Fe3+ /
Fe Allum
|
Asam
|
Tidak
langsung
|
KCNS
|
Larutan
merah bata
|
Fajans
|
Adsorpsi
(fluorescein)
|
Netral
|
Langsung
|
AgNO3
|
Larutan pink
|
Metode yang paling stabil dari
ketiga metode di atas adalah metode volhard. Namun metode ini menggunakan asam
sianida (HCN) yang bersifat toxik.
Penyebab terdapatnya endapan logam
pada saat praktikum adalah karena dipengaruhi oleh sinar matahari langsung yang
bersifat katalisator yang mengikat O2sehingga Ag berbentuk Ag2O.
Jadi penyebabnya adalah Ag mengalami oksidasi.
Pada metode mohr suasananya harus
asam karena pada suasana
Asam
: Ag2Cr2O4
Basa
: AgOH
Dan
titik akhir yang berwarna merah bata terbentuk oleh AgCr (Ag kromat).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Titrasipengendapanmerupakan titrasi yang
melibatkanpembentukanendapandarigaram yang tidakmudahlarutantara titrant
dananalit.IstilahArgentometriditurunkandaribahasalatin Argentum, yang
berartiperak. Jadi, Argentometrimerupakansalahsatucarauntukmenentukankadarzatdalamsuatularutan
yang dilakukandengantitrasiberdasarpembentukanendapandengan ion Ag+.
Padatitrasiargentometri, zatpemeriksaan yang
telahdibubuhiindikatordicampurdenganlarutanstandargaramperaknitrat (AgNO3).
Beberapa metodedalamtitrasiargentometri yaitu metode Mohr, metodeVolhard, metodeK.Fajans, dan metodeLeibig.
3.2 Saran
Dalammelakukantitrasiargentometriharuslahmemperhatikanmetodeapa
yang kitagunakandalamtitrasiargentoetritersebutdanmemperhatikanapatitrasiakhir
yang seharusnyaterjadisaatmelakukantitrasiargentometri.
DaftarPustaka
Neilisa,Faza.2014.
Titrasi Pengendapan Argentometri.Online
(http://fazaneilisa.blogspot.com/2014/01/titrasi-pengendapan-argentometri-i.html) Diakses pada 10 November 2014
Syinjia,Zalika.2014.
Metode Dalam Titrasi Argentometri.Online
(http://www.syindjia.com/2013/11/metode-dalam-titrasi-argentometri.html) Diakses pada 10 November 2014
Matilda,Rosalia.9
Oktober 2013. Argentometri. Online (http://rosaliamatildachemisrtry2011.blogspot.com/2013/10/argentometri.html) Diakses pada 10 November 2014